BAB
I
PENDAHULUAN
Kegiatan sektor
budidaya di Indonesia 2,5 juta kepala keluarga di dukung oleh nelayan dan 800
ribu di dukung oleh pembudidaya. Jumlah masyarakat yang bergerak di sektor perikanan
tidak sesuai dengan luas areal yang harus di kembangkan. Kondisi demikian yang
menyebabkan rendahnya tingkat pemanfaatan sumber daya perikanan masih rendah,
yaitu baru mencapai angka 29,14 % dari potensinya. Penangkapan ikan di laut
masih beroperasi di sekitar pantai dan di pesisir pesisir pantai lainnya
seperti di pantai Utara pulau jawa, Selat Bali dan Selat Malaka. Dampaknya
adalah di tempat tersebut akan terjadi yang namanya over fishing yang
mengakibatkan tangkapan nelayan semakin sedikit dari hari ke hari. (Bambang, 1997)
Indonesia merupakan
negara kepulauan yang memiliki luas laut sekitar 81 ribu km menunjukkan bahwa
potensi sumber daya lautnya sangat besar. Potensi ini memiliki tantangan yang
sangat besar jika masalah ekonomi tidak memadai. Perairan Indonesia juga
memiliki banyak jenis makhluk hidup di dalamnya baik flora maupun fauna. Hal
ini di tunjukkan dengan terdapat sekitar 2.500 spesies ikan di perairan
Indonesia. Spesies ikan tersebut di temukan di seluruh perairan Indonesia. (Bambang, 1997)
Masalah yang sering di
hadapi dalam pengembangan budidaya adalah masalah IPTEK. Selama ini budidaya
berkembang di barengi dengan IPTEK yang rendah. Masalah lainnya adalah sangat
kurangnya dukungan pemerintah kepada pengusaha yang baru ingin berkembang sehingga
para pembudidaya beranggapan bahwa budidaya itu tidak penting. Lambatnya
perkembangan akuakultur juga karena kurangnya perhatian pemerintah kepada
perikanan budidaya, pemerintah lebih memperhatikan perikanan tangkap. Banyaknya
pelabuhan perikanan yang telah dibangun pemerintah adalah bukti perhatian
pemerintah terhadap perikanan tangkap,sedangkan pembangunan di sektor budidaya
tidak ada. (Chalik dkk, 2005)
Indosesia merupakan
salah satu negara penting dalam produksi perikanan di seluruh belahan dunia. Posisi
yang sangat strategis yaitu dari potensi perikanan budidaya. Baik budidaya air
tawar maupun budidaya air laut. Cina merupakan negara produsen perikanan
budidadaya terbesar di dunia pada saat sekarang ini, dengan produksi sekitar 52
juta ton di tahaun 2009. Indonesia juga mampu menggeser posisi Cina jika
Indonesia mampu meningkatkan produksi perikanan budidayanya dengan optimal.
Untuk meningkatkan produksi tersebut di perlukan juga modal dan sumber daya
manusia yang ahli. (Kordi, 2011)
Produksi perikanan
Indonesia pada tahun 2008 mencapai 8,6 juta ton. Produksi dari budidaya
mencapai 3,5 juta ton sedangkan dari perikanan tangkap mencapai 5,1 juta ton. Produksi dari perikanan tangkap
mencapai 5,1 juta ton, jika diukur menggunakan tolak ukur MSY berarti sekitar
83 % perikanan laut Indonesia sudah di garap penuh. Sedangkan jika di ukur
menggunakan tolak ukur TAC, diperkirakan over fishing telah melanda laut
Indonesia. (Kordi, 2011)
Budidaya dilaut disebut
juga marinekultur. Produksi marinekultur Indonesia mencapai 47 juta ton/tahun,
yang sebagian besar berasal dari ikan. Beberapa ikan yang di kelompokkan ikan
demersal (ikan yang hidup di dekat dan di dasar laut) yang tergolong ikan mahal
yang dijadikan sebagai andalan dalam ekspor sudah berhasil di budidayakan, ikan
tersebut seperti ikan kerapu bebek (Cromileptes
altivelis), kerapu lumpur ( Ephinephelus
suillus, E. Coioides), kerapu macan (E.
Fuscoguttatus), ikan kakap putih (Lates
calcalifer), klon atau nemo (Amphiprion
ocellaris) dan masih banyak lagi. Budidaya ikan tersebut telah berhasil di
laksanakan baik pembenihan maupun pembesaran. Keberhasilan tersebut diperoleh
karena tekhnik budidayanya telah dikuasai.
(Kordi, 2011)
Jumlah konsumsi
perikanan per kapita terus meningkat dari tahun ke tahun. Sejak tahun 1987
hingga 1996 menunjukkan peningkatan
sebesar 9,55 % untuk ikan dan udang segar. Namun untuk produk olahan ikan
mengalami penurunan pada tahun yang sama sekitar 3,39%. Secara total dapat
disimpulkan bahwa produksi ikan dan udang segar setiap tahun mengalami kenaikan
sekitar 7,10 %. Hal ini dapat di lihat pada tabel 1. (Kordi, 2004)
Perkembangan
konsumsi Per Kapita Ikan dan Udang Segar
Indonesia dari Tahun 1987 – 1996 (kg/kapita/tahun)
Jenis
|
1987
|
1990
|
1993
|
1996
|
Prtumbuhan
(%/tahun)
|
Segar
Diawetkan
|
9,91
2,61
|
11,52
2,77
|
12,51
2,63
|
12,98
2,33
|
9,55
(3,39)
|
Total
|
12,51
|
14,29
|
15,15
|
15,31
|
7,10
|
Tabel 1. Sumber BPS (diolah)
Pertumbuhan
jumlah penduduk sangat mempengaruhi jumlah permintaan dan konsumsi ikan.
Pernyataan di atas dapat di buktikan karena pada tahun 1980-an penduduk
Indonesia masih sekitar 100 juta jiwa yang memerlukan protein hewani sekitar 10
kg/kapita per tahun, yang artinya kebutuhan ikan sebesar1.000 ton/tahun.
Sedangkan pada tahun ini penduduk Indonesia berkisar 200 juta lebih dengan
kebutuhan ikan sekitar 26 kg/kapita/tahun yang artinya memerlukan produk
perikanan sebesar 5.200 ton. Sehingga produksi perikanan harus di tingkatkan
sekitar 4.200 ton per tahun dalam jangka waktu hampir 20 tahun. Untuk itu,
alternatif lain untuk mengimbangi kebutuhan perikanan tersebut adalah budidaya
karena jika mengandalkan penangkapan, laut Indonesia akan mengalami over fishing.
(Farkhan, 2011)
Salah satu jenis ikan laut yang sudah dapat di
budidayakan adalah ikan kakap. Di dunia produksi ikan kakap dari tahun ke tahun
selalu mengalami peningkatan. Pada tahun 1990 produksi ikan kakap di dunia
mencapai angka 425.379 ton dan mengalami peningkatan yang lumayan tinggi yaitu
sekitar 515.370 ton pada tahun 1995 jika di hitung sekitar 7,22% mengalami
kanaikan. Produksi tertinggi adalah Tanzania yaitu 325 dunia rata rata selama
enam tahun belakangan dengan produksi sekitar 155.860 ton. Ditempat ketiga
yaitu Kenya. Indonesia berada di tempat keempat didunia di bawah Uganda atau
terbesar di Asia dengan produksi ikan kakap mencapai 49.802 pada tahun 1995
dengan kenaikan produksi sekitar 13,189% per tahun. Pernyatatan tersebut dapat
di lihat di tabel 2. (Kordi, 2004)
Negara
Penghasil Utama Ikan Kakap Dunia Pada Tahun 1990-1995(ton)
Negara
|
1990
|
1991
|
1992
|
1993
|
1994
|
1995
|
R(%)
|
Kenya
Tanzania
Uganda
Taiwan
Indonesia
Jepang
Lainnya
Total
|
71.930
179.262
120.334
4.693
27.503
5.532
16.125
425.379
|
57.282
98.770
125.080
5.126
24.059
5.094
21.411
337.632
|
77.599
10.000
122.680
6.158
29.097
6.719
17.863
270.116
|
100.037
156.401
95.055
10.637
39.423
6.906
18.819
427.228
|
104.102
59.180
101.208
8.785
40.827
7.302
16.903
438.307
|
182.546
155.860
92.722
10.136
49.802
7.713
16.591
515.370
|
24,96
26,578
(4.48)
20,01
3,89
6,93
1,91
7,22
|
Tabel 2. Sumber FAO (diolah)
Ikan kakap merukan salah satu ikan yang sangat mahal,
baik di pasar dunia maupun pasar lokal. Harga ikan kakap di dunia mencapai US $
1,45 hingga US $ 5,64 per kg pada tahun 1995. Nilai tukar rupiah pada saat itu
mencapai Rp. 2.500/dollar. Harga ikan kakap di dunia meningkat drastis di
karenakan nilai tukar rupiah yang merosot tajam. (Kordi, 2004)
Harga ikan kakap di Indonesia juga sangat mahal. Pada
tahun 1994 harga ikan kakap di Indonesia pada tingkat produsen mencapai Rp.
2.000 – 5.000 per kg, tergantung kepada jauh dekatnya tempat pembelian ikan
kakap tersebut. Harga ikan kakap di tingkat konsumen juga tidak jauh beda
mencapai Rp. 2.500 – 6.500 per kg. Harga ikan kakap di pasar juga sangat
bervariasi tergantung jenis ikan kakapnya. Produksi ikan kakap di Indonesia
juga di ekspor ke luar negeri. Negara yang menjadi tujuan ekspor ikan kakap
Indonesia adalah Singapura, Hongkong, Jepang, Amerika dan Uni Eropa. (Kordi, 2004)
Potensi
lahan budidaya di Indonesia cukup memberikan peluang baik dari budidaya laut
maupun budidaya air tawar. Penawaran harga yang cukup tinggi yang memberikan
peluang tersebut. Potensi lainnya yang memberikan peluang adalah banyaknya
jenis ikan yang dapat di budidayakan salah satunya adalah ikan kakap. Ikan
kakap dapat di budidayakan di KJA maupun di tambak. (Mulyono, 2011)
Kata kakap pasti sudah sering kita
dengar di kehidupan sehari hari, seperti pencuri
kelas kakap yang maksudnya pencuri kelas besar. Kata kakap tersebut berasal
dari ikan kakap. Kata kakap di masukkan dalam kiasan mungkin karena sifat ikan
kakap yang rakus dan berbadan besar yang memangsa ikan ikan kecil disekitarnya.
Ikan kakap adalah ikan buas atau predator yang sifatnya banyak diam sambil
menungggu mangsanya dan menyergapnya secara tiba tiba. (Asikin, 1994)
Nama
ikan kakap di daerah daerah di Indonesia sangat banyak, misalnya di Jawa tengah
dan Jawa timur, orang menyebutnya pelak, petehan, pletehan, tetehan, cabeh, dan
cabik, di Madura orang menyebutnya dubit, tekong, cakong dan cateh, di Sulawesi
Selatan orang menyebutnya talungsar, pica pica, ganja atau kaca kaca. Di luar
negeri orang sering menyebutnya seabass, white seabass sedangkan di Australia
dan Papua Nugini sering di sebut barramundi.
(Asikin, 1994)
Jenis
jenis ikan kakap banyak di Indonesia, namun yang sering dibudidayakan ada tiga
suku yaitu suku Lutjanidae, Labotidae, Centropomidae. Ketiga suku ikan kakap
tersebut habitatnya berbeda beda. Lutjanidae hanya bisa berkembang biak dan
hidup di perairan laut. Labotidae adalah suku ikan kakap yang hidup di laut dan
di perairan payau. Centropomidae adalah suku ikan kakap yang mempunyai habitat
yang luas yaitu di laut,payau, dan tawar. Salah satu jenis ikan kakap dari suku
ini adalah ikan kakap putih (Lates
calcalifer). (Said, 2007)
Masalah
yang sering di hadapi oleh pembudidaya ikan kakap putih khususnya pada
pembesaran adalah persediaan ikan rucah. Ikan rucah adalah pakan utama untuk
pembesaran ikan kakap putih. Sebagai pengganti ikan rucah, ikan kakap putih
juga dapat di berikan pakan berupa pelet. Pelet yang di berikan harus
mengandung protein tinggi. Kandungan protein pelet tersebut juga harus relatif
tinggi. (Utojo, 1995)
BAB
II
TEKHNIK
BUDIDAYA IKAN KAKAP PUTIH
2.1.
Biologi ikan kakap putih (Lates
calcalifer)
Budidaya ikan dapat berjalan dengan lancar salah satunya
adalah dengan mengetahui biologi biota yang akan kita pelihara. Hal tersebut
bertujuan agar kita dapat memanipulasi habitat dan jenis makanan biota
tersebut. Ikan tawar dapat hidup di laut, dan ikan laut dapat hidup di air
tawar di karenakan manipulasi lingkungan tersebut yang berawal dari mengenal
biologinya. Tetapi para pembudidaya sering mengabaikan tentang biologi tersebut
karena menurutnya tidak penting. Hal demikianlah yang menyebabkan kegagalan
dalam berbudidaya. (Kordi, 1997)
Banyak jenis ikan yang
hidup di air laut atau payau dapat dibudidayakan di air tawar atau sebaliknya.
Hal tersebut dapat dilakukan karena pengetahuan tentang biologi ikan tersebut
telah dikuasai. Jenis ikan air laut yang dapat dibudidayakan di air tawar
contohnya ikan kakap putih. Ikan kakap putih dapat dibudidayakan di air tawar
karena telah dilakukan penelitian terhadap kehidupan ikan tersebut di alamnya.
Ikan air tawar yang dapat dibudiayakan di air laut atau payau contohnya ikan
nila. Ikan nila merupakan ikan air tawar yang cukup ekonomis. Sama halnya
dengan ikan kakap, ikan nila dapat dibudidayakan di air laut atau payau karena
telah dilakukan pengamatan tentang biologinya. ( Said, 2007)
Gambar 1. Ikan kakap putih (sumber : iptek.net.id)
1.
Klasifikasi
ikan kakap putih
Jenis
ikan kakap di Indonesia sangat banyak. Dari begitu banyak jenis ikan kakap di
Indonesia ada tiga suku yang cukup di kenal oleh masyarakat, yakni suku
Lutjanidae, Labotidae, dan Centropomidae. Ketiga suku ikan kakap ini hidup di
alam yang berbeda beda. Suku Lutjanidae habitatnya di air laut, suku Labotidae
habitatnya di air payau dan suku Centropomidae memiliki habitat yang luas yaitu
dapat hidup di air laut, payau dan tawar. Ikan kakap putih termasuk ke dalam
suku Centropomidae sehingga ikan kakap putih dapat dibudidayakan di KJA dan
tambak. (Said, 2007)
Ikan
kakap putih diberi nama oleh M.E Bloch pada tahun 1790. Klasifikasi ikan kakap
putih tersebut yaitu :
Phylum :
Chordata
Sub phylum :Vertebrata
Kelas : Pisces
Kelas : Pisces
Ordo :
Percomorphi
Famili : Centropomidae
Genus : Lates
Species
: Lates calcalifer
2.
Morfologi
ikan kakap putih
Ikan kakap termasuk ikan buas, hal ini dapat di lihat
dari bentuk mulutnya. Ikan kakap putih memiliki mulut yang lebar dengan gigi
halus yang tajam. Rahang bawah ikan kakap lebih maju di bandingkan rahang
atasnya. Itu membuktikan bahwa ikan kakap putih ini pemakan daging atau
karnivora. (Sudjiharno, 1999)
Ikan kakap juga seperti ikan lainnya memiliki sirip.
Sirip ekor ikan kakap putih berbentuk bulat. Ikan kakap putih memiliki sirip
punggung berjari jari keras, kuat dan kaku. Jari jari siripnya terdiri dari 3
jari keras dan 7-8 jari lunak pada sirip punggungnya. Sedangkan sirip yang
lainnya tidak ada menunjukkan ciri ciri khusus jika di bandingkan dengan ikan
lainnya. (Mulyono, 2011)
Dilihat dari matanya ikan kakap juga memiliki keunikan
tersendiri. Berbeda dengan ikan yang lainnya yang mempunyai mata berwarna
hitam. Perbedaannya adalah warna mata ikan kakap putih ber warna merah terang.
Mata ikan kakap putih lebih kecil di bandingkan ikan kakap lainnya. (Chalik dkk, 2005)
Tubuh ikan kakap putih memanjang dan gepeng dengan
pangkal sirip ekor melebar. Tulang rahang atas melewati mata sebelah belakang
sedangkan rahang bawahnya lebih menonjol ke depan dari rahang atasnya. Bentuk
kepala tirus ke depan. Warna tubuhnya perak keabuabuan sewaktu dewasa, pada
waktu masih burayak warnanya gelap (1-2 bulan), kemudian akan terang setelah
menjadi gelondongan (3-5 bulan). Ukuran maksimalnya dapat mencapai 170 cm. (Kordi, 2010)
3. Habitat ikan kakap putih
Ikan kakap putih sebenarnya adalah ikan liar yang hidup
di laut. Namun setelah di lakukan penelitian ikan kakap putih memiliki habitat
yang sangat luas. Ikan kakap putih dapat hidup di daerah laut yang berlumpur,
berpasir, di ekosistem mangrove. Nelayan sering mendapatkan ikan kakap putih
ketika melaut. Ikan kakap yang hidup di laut lebih besar ukurannya di
bandingkan yang di pelihara di air payau atau di air tawar. Hal itu mungkin di
sebabkan karena makanannya banyak di habitat aslinya. (Kordi, 2011)
Ikan kakap juga dapat
hidup di air payau. Ikan kakap akan menuju daerah habitat aslinya jiak akan
memijah yaitu pada salinitas 30-32 ppt. Telur yang menetas akan beruaya menuju
pantai dan larvanya akan hidup di daerah yang bersalinitas 29-30 ppt. Semakin
bertambah ukuran larvanya maka ikan kakap putih tersebut akan beruaya ke air
payau. (Mulyono, 2011)
Selain di air laut dan
payau, ikan kakap putih juga dapat hidup di air tawar. Larva ikan kakap dapat
di temukan di perairan tawar seperti di sawah dan danau. Pernah ditemukan ikan
kakap putih di temukan di sungai Bengawan Solo sampai sejauh 200 km dari
pantai. Di sungai Kattiong, Langnga, Pinrang, Sulawesi Selatan pernah di jala
ikan kakap putih berukuran panjang 107 cm dan berat 40 kg. Hal ini menunjukkan bahwa
ikan kakap dapat juga di pelihara di air tawar. (Budi, 2009)
4. Makanan dan kebiasaan makan
Ikan kakap putih merupakan jenis ikan buas atau predator
sehingga sudah pasti makanannya adalah daging. Ikan kakap memangsa semua jenis
ikan yang berukuran lebih kecil dari badannya seperti ikan teri, plankton,
udang, cumi cumi, dan hewan kecil lainnya. Ikan kakap putih juga dapat di
berikan pakan buatan seperti pelet. Pelet yang di berikan harus mempunyai
kandungan protein yang tinggi. Menurut para petani ikan kakap yang di berikan
pakan alami dagingnya lebih enak dari ikan kakap yang di berikan pakan buatan
berupa pelet. (Kordi, 2011)
Berdasarkan penelitian
yang di lakukan selama 90 hari, bobot ikan kakap dipengaruhi oleh kadar protein
dalam pakan buatan. Semakin tinggi kadar proteinnya semakin efektik pengaruhnya
terhadap bobot mutlak ikan kakap putih. Pada pakan berkadar protein 40% yaitu
180,2 gram bobot ikan mutlak mencapai nilai tertinggi. Kadar protein adalah
terendah 25% yaitu 154,5 gram. (Utojo,
1995)
Ikan kakap putih adalah salah satu ikan karnivora yang
mampu mencerna protein lebih besar dari jumlahnya jika di bandingkan dengan
ikan omnivora maupu herbivora untuk kelangsungan hidupnya. Kadungan pakan yang
memiliki serat yang kasar mampu mempengaruhi daya cerna ikan kakap putih,
sehingga pakan yang baik buat ikan kakap putih adalah pakan yang tidak memiliki
serat atau mempunyai serat sedikit. Pakan yang memiliki karbohidrat yang tinggi
tidak baik bagi pertumbuhan ikan karena karbohidrat bukan merupakan sumber
energi utama ikan khususnya ikan karnivora seperti ikan kakap putih. (Sudjiharno, 1999)
Selain jenis pakan, untuk berhasi membudidayakan ikan
kakap putih yaitu kita juga harus mengetahui kebiasaan makannya. Ikan kakap
putih biasanya berdiam diri di dasar. Menunggu mangsa mendekat lalu
menyergapnya. Sifat demikianlah yang menunjukkan kalau ikan kakap putih itu
termasuk ikan buas. Sifat buas ikan kakap ini menyebabkan ikan kakap putih ini
mudah di tangkap baik dengan pancing maupun jala. Iakn kakap putih mudah di
tangkap di setiap waktu, baik pagi, siang, sore, maupun malam. (Said, 2007)
5. Reproduksi ikan kakap putih
Ikan kakap putih
merupakan ikan hermaprodit protandry
jika di lihat dari siklus hidupnya. Hermaprodit
protandry adalah mampu mengubah kelamin jantan menjadi kelamin betina. Pada
saat awal reproduksinya ikan kakap putih berjenis kelamin jantan, kemudian pada
umur lebih dari 6-8 tahun akan berubah menjadi betina. Selain dari umurnya,
ikan kakap putih juga akan berubah kelamin dari jantan menjadi betina pada
ukuran 2 kg. Ikan kakap putih akan mempunyai testis pada umur 1-2 tahun.
Perubahan kelamin ikan kakap jantan menjadi ikan betina setelah ikan kakap
putih berumur 5-6 tahun. (Chalik dkk,
2005)
Ikan kakap putih sering beruaya pada akhir musim panas
dan musim pemijahan yang terjadi pada awal musim penghujan. Akibat perubahan
suhu dan salinitas diperiran terjadi pemijahan pada musim penghujan. Salah satu
faktor yang penting dalam proses pemijahan ikan kakap putih adalah suhu dan
salinitas. Bila musim penghujan terlambat maka musim pemijahan ikan kakap putih
juga akan terlambat. (Sudjiharno, 1999)
Pada saat musim pemijahan induk ikan kakap jantan dan
betina sangat mudah di kenali. Ikan kakap putih pada ukuran panjang yang sama,
ikan kakap putih jantan akan kelihatan lebih kecil dan badannya paling langsing
di bandingkan ikan kakap putih betina. Ikan kakap putih jantan juga dapat di
ketahui dengan melakukan striping, jika yang keluar adalah sperma maka ikan
kakap tersebut adalah jantan dan jika yang keluar adalah telur maka ikan kakap
tersebut adalah betina. ( Sudjiharno,
1999)
Telur ikan kakap yang telah matang gonad biasanya
jumlahnya tergantung ukuran dari kakap putih tersebut. Seekor induk yang
memiliki berat 1,05 meter mampu menghasilkan telur sebanyak 7,5 juta butir
telur. Telur yang telah dibuahi oleh ikan jantan akan mengapung di permukaan
air. Sifat telur yang mengapung ini mempermudah dalam pengumpulannya. (Kordi, 1997)
2.2.
Pemilihan lokasi budidaya
Kegiatan budidaya yang dilakukan akan berhasil jika kita
mampu mempertimbangkan kajian teknis maupun nonteknisnya. Jika kita tidak
memperhatikan kajian teknis dan nonteknisnya maka budidaya yang di lakukan akan
mengalami kegagalan besar mengingat besarnya modal yang di keluarkan. Pemilihan
lokasi budidaya merupakan salah satu faktor non teknis yang harus mempunyai
perhatian khusus. Sedangkan dari faktor teknisnya adalah kualitas air dan
biologi ikan kakap putih itu sendiri. (Kordi,
2005)
Ikan kakap putih
merupakn salah satu jenis ikan yang mempunyai toleransi tinggi terhadap
salinitas. Sifat tersebut memungkinkan ikan kakap dapat di pelihara di seluruh
wilayah perairan. Budidaya ikan kakap putih yang sering di lakukan adalah di
KJA dan di tambak. Pemilihan lokasi budidaya baik di KJA maupun di tambak harus
mempertimbangkan faktor teknis maupun non teknis. Pemilihan lokasi harus betul
betul di perhitungkan. Kecerobohan dalam pemilihan lokasi akan mengakibatkan
kegagalan dalam budidaya ikan kakap putih tersebut. (Sudjiharno, 1999)
1. Persyaratan lokasi
Pemilihan lokasi baik di tambak maupun KJA harus
terlindung. Jika di KJA lokasinya harus terlindung dari arus dan terpaan angin
kencang. Terpaan angin kencang dan arus yang tinggi dapat merusak KJA.
Sedangkan jika lokasi budidaya di tambak harus terlindung dari manusia yang
tidak bertanggung jawab dan terlindung dari gangguan hama. (Kordi, 2005)
Selain
harus terlindung, lokasi budidaya harus bebas dari bahan pencemaran. Bahan
bahan limbah industri, limbah rumah tangga dan limbah pertanian yang mengaring
di bawa arus dan masuk ke lokasi budidaya akan mencemari dan membahayakan biota
yang kita pelihara. Konsentrasi bahan pencemaran yang tinggi juga mempengaruhi
lingkungan lokasi budidaya. Lingkungan yang tidak baik pasti akan mempengaruhi
biota yang di budidayakan. Daerah pantai di Indonesia sudah banyak di pakai
untuk tempat industri, hal ini sangat merugikan pembudidaya karena buangan
limbahnya akan mengganggu biota yang di budidayakan. Daerah pantai seperti itu
sebaiknya jangan di jadikan sebagai lokasi budidaya. (Sudjiharno, 1999)
Faktor
lain yang perlu di perhatikan dalam menentukan lokasi budidaya adalah harus
dekat dengan sumber pakan. Ketersediaan pakan selama pemeliharaan harus
mencukupi untuk biota yang di budidayakan. Jenis pakan ikan kakap putih adalah
biasanya ikan rucah, maka sebaiknya lokasi budidaya ikan kakap putih tersebut
harus dekat dengan tempat pelelangan ikan. Ketersediaan ikan rucah sangat
berpengaruh karena stock ikan rucah sebagai pakan utama ikan kakap putih harus
ada secara terus menerus. ( Sudjiharno,
1999)
Sarana
transportasi juga harus diperhatikan dalam menentukan lokasi budidaya ikan
kakap putih. Sarana transportasi seperti jalan raya merupakan faktor yang tidak
bisa di lupakan karena sarana transportasi seperti jalan berguna untuk kegiatan
operasional seperti pengadaan benih, pengadaan pakan, dan pengangkutan hasil
panen. Fasilitas sarana transportasi sangat mendukung keberhasilan usah
budidaya. Seharusnya dalam menentukan lokasi jangan memeilih lokasi yang sulit
di jangkau karena akan menyebabkan biaya produksi meningkat. (Said, 2007)
Lokasi budidaya yang dipilih dekat dengan lokasi
pemukiman masyarakat, akan mengakibatkan dua dampak. Dampak positif dan dampak
negatif. Dampak positifnya adalah keberadaan penduduk akan memudahkan kita
dalam mencari tenaga kerja. Dengan mempekerjakan penduduk di sekitar lokasi
budidaya maka kesenjangan sosial di Indonesia akan berkurang. Dampak negatif
yang ditimbulkan seperti pencurian atau kegiatan masyarakat yang merugikan
kegiatan budidaya lainnya. Pendekatan dengan tokoh masyarakat dan pendudu akan
membantu dalam menyelesaikan dampak negatif tersebut. (Kordi, 2004)
2.
Persyaratan
kualitas air
Penentuan
lokasi budidaya yang ideal selain dari faktor di atas adalah faktor kualitas
air. Kualitas air merupakan faktor yang sangat penting dalam menentukan lokasi
budidaya karena biota yang di pelihara hidupnya di air maka jika kualitas
airnya baik maka biota yang di pelihara juga baik. Sebaliknya, jika kualitas
airnya jelek maka biota yang di pelihara juga tidak akan hidup dengan baik.
Memilh lokasi harus sesuai denagn kebutuhan ikan yang akan kita pelihara, kita
harus menjaga agar kualitas air tetap optimal. Ikan akan stres dan mati jika
perubahan air terjadi dengan tiba tiba. Faktor kualitas air yang penting di perhatikan
meliputi sifat fisika, sifat kimia dan sifat biologi.
A.
Sifat fisika air
a.
Arus
Arus merupakan gerakan
air yang disebabkan adanya pengaruh dari angin dan gaya. Arus berguna untuk
menambah kandungan oksigen terlarut dalam air. Penggunaan kincir di tambak
bertujuan untuk menambah kandungan oksigen terlarut dalam air. Oksigen terlarut
dalam air sangat di butuhkan oleh ikan serta plankton yang hidup di dalam
perairan tersebut. Arus juga dapat membersihkan
sisa sisa metabolisme ikan. Namun, arus yang terlalu deras juga tidak baik buat
ikan karena akan menyebabkan ikan stres,energi banyak terbuang, sehingga nafsu
makan ikan akan berkurang. Kecepatan arus yang paling baik adalah 0,2-0,5
meter/detik. (Kordi, 2004)
a.
Suhu
Kelangsungan hidup
hewan hewan akuatik sangat di pengaruhi oleh suhu. Perubahan suhu akan
berpengaruh terhadap metabolisme ikan. Di daerah tropis khususnya suhu jarang
menimbulkan permasalahan bagi pembudidaya karena suhu relatif stabil di daerah
tersebut. Suhu yang baik untuk ikan ikan yang dibudidayakan di daerah tropis
berkisar 270 C – 320C. Jika suhu di atas maupun di bawah
dari 270 C – 320C maka akan terjadi gangguan bagi ikan
ikan yang di budidayakan. (Sudjiharno,
1999)
b.
Kecerahan
Kecerahan
adalah cahaya yang masuk ke dalam air dan dinyatakan dalam bentuk %.Kondisi
alam sangat mempengaruhi kecerahan. Cahaya matahari masuk ke dalam air di
pengaruhi oleh kekeruhan (turbidity) air. Kekeruhan di pengaruhi oleh beberapa
faktor,yaitu benda benda halus yang tersuspensi seperti lumpur dan sebagainya,
adanya jasad jasad renik (plankton) dan warna air. Kecerahan dapat di ukur
menggunakan alat yag di sebut secchi disk.
(Kordi, 2011)
B.
Sifat kimia air
a.
Salinitas
Salinitas
adalah konsentrasi rata rata jumlah kadar garam yang terdapat di dalam air
laut. Klorinitas adalah cara yang digunakan untung menghitung salinitas dengan
rumus 0/00 = klorinitas x 1,87. Salinitas di perairan
samudra biasanya 34-35 ppt. Di daerah pantai biasanya salinitas rendah karena
terjadi pengenceran dari daerah sungai. Sebaliknya di daerah yang penguapannya
tinggi salinitas akan cenderung tinggi. Biasanya ikan kakap putih mampu hidup
di kisaran salinitas 0-33 ppt. Salinitas optimum ikan kakap putih adalah 15-20
ppt. Perubahan salinitas yang mendadak akan menyebabkan perubahan tekanan
osmotis pada tubuh ikan. Berdasarkan toleransinya terhadap salinitas biota
perairan dapat di kelompokkan menjadi stenohaline dan euryhaline. (Farkhan, 2011)
b.
Oksigen
terlarut
Oksigen
terlarut (DO) adalah satu jenis gas terlarut dalam air dalam jumlah yang sangat
banyak, menempati urutan kedua setelah nitrogen. Oksigen menempati urutan
teratas jika di lihat dari kegunaannya karena oksigen sangat di perlukan oleh
semua makhluk hidup untuk bernafas. Oksigen yang di butuhkan oleh ikan dan yang
ada di dalam air adalah oksigen terlarut. Oksigen terlarut akan turun pada
malam hari. Pada malam hari ikan dan makhluk hidup di dalamnya akan melakukan
proses pernafasan yang membutuhkan oksigen terlarut. Biasanya ikan laut seperti
ikan kakap putih membutuhkan oksigen terlarut minimal 4 mg/liter atau 4 ppm. ( Sudjiharno, 1999)
c.
Senyawa
nitrogen
Amonia
dan nitrit merupakan senyawa nitrogen yang tidak baik dan mengganggu pertumbuhan
biota. Pada kadar yang berlebihan, kandungan amonia di dalam air dapat bersifat
racun. Amonia berasal dari hasil dekomposisi bahan bahan organik oleh bakteri.
Nitrit berasal dari proses denitrifikasi oleh nitromonas. Amonia terdapat dua
bentuk di dalam air, yaitu NH4+ atau sering disebut
Ionized Ammonia. Amonia jenis ini merupakan amonia yang kurang beracun. Bentuk
yang kedua yaitu NH3 atau Unionized Ammonia. Amonia yang satu ini
sangat berbahaya bagi ikan karena beracun. Daya racun amonia akan semakin
meningkat jika pH tambak meningkat.
Perombakan
amonia menjadi nitrat sebenarnya terjadi di alam, nitrat merupakan suatu bentuk
amonia yang tidak berbahaya. Amonia berubah menjadi nitrat melalui proses
nitrifikasi. Proses nitrifikasi di bantu oleh bakteri nitrifikasi yaitu
nitrosomonas dan nitrobacter. Dalam proses nitrifikasi membutuhkan oksigen yang
banyak sebagai sumber energi. Reaksi nitrifikasi dapat dilihat pada reaksi di
bawah ini :
29NH4
+37O2 + 5CO2 Nitrosomonas C5H7O2N
+ 28NO2 + 57H+26H2O
96NO2
+ 43O2 + 5CO2 + 2H2O nitrobacter C5H7O2N +
H+ + 96NO3
Proses nitrifikasi ini
juga akan berlangsung lambat jika pH di dalam air rendah. (Kordi, 2011)
d.
Logam
berat
Pencemaran
lingkunagan budidaya yang di akibatkan oleh logam berat sangat berbahaya bagi
biota yang dipelihara dan bagi manusia yang mengkonsumsiya. Logam mercuri (Hg)
merupakan salah satu logam yang sangat berbahaya. Logam mercuri merupakan logam
yang paling beracun di bandingkan logam berat lainnya. Berikut merupakan tabel
persyaratan kandungan logam berat untuk kegiatan budidaya.
NO
|
LOGAM BERAT
|
DIPERBOLEHKAN
|
DIINGINKAN
|
1
|
Merkuri (Hg)
|
< 0,003
|
< 0,00001
|
2
|
Kadmium (Cd)
|
< 0,010
|
< 0,00002
|
3
|
Seng (Zn)
|
< 0,100
|
< 0,00200
|
4
|
Timbal (Pb)
|
< 0,010
|
< 0,00002
|
5
|
Kromium (Cr)
|
< 0,010
|
< 0,00004
|
6
|
Selenium (Se)
|
< 0,005
|
< 0,00045
|
7
|
Tembaga (Cu
|
< 0,060
|
< 0,00100
|
8
|
Perak (Ag)
|
< 0,050
|
< 0,00300
|
9
|
Arsen (As)
|
< 0,010
|
< 0,00260
|
10
|
Nikel (N)
|
< 0,100
|
< 0,00200
|
Tabel 3. Persyaratan
kandungan logam berat untuk kegiatan budidaya. (Sudjiharno, 1999)
e.
pH
Parameter
kualitas air yang satu ini merupakan faktor yang sangat penting di kualitas
air. Derajat keasaman atau yang sering disebut pH pada air laut biasanya
7,5-8,5. pH air sangat mempengaruhi kualitas perairan karena mempengaruhi
terhadap kehidupan jasad renik. Perairan yang mempunyai pH rendah akan tidak
produktif karena dapat membunuh bita budidaya. Ph yang rendah akan mempengaruhi
oksigen terlarut dalam air karena jika pH rendah maka kandungan DO akan rendah
pula. (Kordi, 2011)
C.
Sifat biologi
a.
Klorela
Klorela
(Chlorella) merupakan plankton yang hidup di alam bebas termasuk ke dalam jenis
alga hijau. Klorela merupakan fitplankton atau plankton tumbuhan. Klorela di
kasifikasikan sebagai berikut :
Filum :
Chlorophyta
Kelas :
Chlorophyceae
Ordo :
Cholorococcales
Famili :
Chlorellaceae
Genus :
Chlorella
Klorella
mempunyai sel berbentuk bulat atau bulat telur. Sel telur klorela berdiameter
2-8 mikron, warnanya hijau karena mempunyai klorofil yang dominan, dinding
selnya keras terdiri dari selulosa dan pektin. Klorela bergerak sangat lambat.
Klorela dapat hidup di air tawar dan air laut. (Bambang, 1997)
b.
Rotifera
Bentuk
tubuh rotifera adalah bulat dan berbulu getar. Rotifera suka makan jasad renik,
bakteri, ragi dan protozoa. Rotifera dapat hidup di air payau dan air laut.
Rotifera dapat di kalsifikasikan sebagai berikut :
Filum :
Trochelminthes
Subkelas : Monogononta
Ordo :
Notonimatida
Famili :
Brachionidae
c.
Artemia
Artemia
masuk kedalam jenis udang udangan primitif. Artemia di klasifikasikan sebagai
berikut
Filum :
Arthropoda
Kelas :
Crustaceae
Ordo :
Anostraca
Famili :
Artemidae
Genus :
Artemia
Artemia
dapat hidup di air laut dengan salinitas 5-300 ppt. Artemia mempunyai kisaran
toleransi yang luas terhadap oksigem terlarut. Artemia masih dapat hidup pada
kandungan oksigen sampai 1 ppm. Kandungan oksigem yang optimal adalah 3 ppm.
Artemia juga dapat hidup pada perairan yang kandungan amoniak yang tinggi. (Kordi, 2010)
2.3.
Wadah Budidaya
1.
Bak pemijihan
Bak
pemijihan ikan kakap putih di buat dari batu bata merah yang dibuat sepasang
dengan diameter 10 m dan kedalaman air 2 m. Bak tersebut di buat dengan sistem
pengairan dan aerasi yang bagus. Setelah induk kakap memijah, induk kakap putih
di keluarkan dari bak pemijahan dan telur di masukkan ke bak penetasan. ( Asikin, 1994)
2.
Bak penetasan telur
Bak
penetasaln telur yang telah di buahi ikan kakap putih jantan bisa di buat dari
sepasang batu bata merah yang berbentuk persegi panjang dengan ukuran 3,5 m x
4,75 m x 1,2 m. Bak seperti ini dapat menampung 1 juta butir telur yang telah
dibuahi. Bak ini juga harus di lengkapi dengan sistem pengairan dan aerasi yang
baik pula. Telur yang telah di buahi oleh induk jantan akan menetas setelah 18
jam. Setelah telur menetas, larva yang baru menetas di pindahkan ke bak
pemeliharaan larva. (Bambang, 1997)
3.
Bak pemeliharaan larva
Bak
pemeliharaan larva bisa di buat secara permanen dengan bangunan beton atau
dibuat dari kayu yang di lapisi plastik. Bak pemeliharaan larva digunakan untuk
memelihara larva dari menetas sampai umur 14 hari. Biasanya bak pemeliharaan larva
berukuran 1,5 m x 4 m x 1,2 m atau 2,5 m
x 2,5 m x 1,2 m. Bak ini juga harus dilengkapi dengan sistem pengairan yang
baik dan sistem aerasi yang baik juga. Bak ini sebaiknya di lengkapi dengan
atap untuk melindungi larva ikan dari sinar matahari langsung. (Kordi, 2005)
4.
Petak pendederan
Petak
pendederan untuk ikan kakap putih di buat dari jaring yang di letakkan di dalam
tambak pemeliharaan. Ukuran keramba kira kira 1 x 1 x 1 meter dengan mata
jaring 2 mm. Kedalaman air untuk pendederan yaitu 0,90 m. Keramba ini digunakan
untuk memelihara benih dengan ukuran 1,5-2 cm. Jumlah penebaran 300-500 ekor. (Said, 2007)
2.4.
Pemilihan Induk
Menurut
SNI iduk ikan kakap yang baik harus berasal dari alam dan hasil pembesaran di
hetchry. Induk harus berasal dari keturunan pertama. Warna tubuh harus abu abu
kehitaman,tubuh ramping, batang sirip ekor atas lebar, kepala lancip dan bagian
atas cekung dan akan menjadi cembung di depan sirip punggung. Tubuh ikan jantan
lebih silinder dari pada ikan betina yang lebih lebar. Anggota tubuh induk ikan
kakap putih harus lengkap, tidak cacat, dan tidak ada kelainan pada bentuk
tubuhnya, sehat serat bebas dari penyakit. Gerakan induk ikan kakap yang baik
harus lincah, berenang normal dan tidak hidumenyendiri/memisahkan diri dari
kakap lain. (SNI, 2008)
Umur
induk ikan kakap putih yang baik dihitung dari telur menetas untuk jantan
sekitar 2,5 tahun. Panjang tubuh total untuk jantan 45-55 cm dan berat 2-3 kg.
Sedangkan untuk betina 3 tahun. Panjag tubuh total dari mulut ke ekor sekitar
57 cm dan berat 3,5 kg.
Gambar 2. Ikan kakap putih jantan (atas) lebih
ramping di banding ikan kakap putih betina (bawah). (sumber : dovidovano.wordpress.com)
2.5.
Pemijahan
Induk ikan kakap putih
dapat di pijahkan dengan tiga cara yaitu pemijahan alami, pemijahan dengan cara
stripping, dan pemijahan dengan penyuntika hormon. Pemijahan dengan cara alami
dan stripping adalah pemijahan yang tradisional dan mudah serta murah. Namun
pemijahan pemijahan dengan cara penyuntikan hormon adalah pemijahan dengan cara
modren dan memerlukan pengetahuan khusus. (
Said, 2007)
1.
Pemijahan secara alami
Ikan
kakap yang di peroleh dari penangkapan di alam di pelihara di dalm bak tempat
pemijahan kira kira satu bulan sebelum musim pemijahan. Musim pemijahan
biasanya terjadi di bulan Mei sampai Oktober. Perbandingan antara induk jantan
dan betina adalah 1:1, air laut di dalam bak pemijahan harus mmpunyai salinitas
berkisar 28-32 ppt. Air di dalam bak pemijahan harus mengalir. Pergantian air
dilakukan setiap hari dengan mengganti air sekitar 80-100%. Pakan yang
diberikan kepada induk berupa ikan rucah dengan dosis kira kira 1% dari berat
tubuh induk ikan kakap tersebut. Pemberian pakan dilakukan setiap pagi hari. (Bambang, 1997)
Ikan
kakap putih yang betina akan memisahkan diri dari kelompoknya. Ciri ciri induk
ikan kakap betina yang matang gonad adalah perutnya membuncit dan selalu
berenang di permukaan. Berbeda dengan induk ikan kakap betina yang kurang
aktif, induk kakap jantan lebih aktif dan bergerombol.
Pemijahan
yang dilakukan didalam bak pemijahan sama seperti di alam yaitu berlangsung
dari bulan Mei sampai dengan Oktober. Masa pemijahan di dalam bak lebih lama
yaitu dari jam 19.00 – 23.00 pada bulan purnama sampai 8 hari berikutnya. Induk
ikan kakap yang jantan dan betina akan berenang bersama sama kemudian induk
betina akan mengeluarkan telur dan akan dibuahi oleh induk jantan. Telur yang
telah di buahi oleh induk jantan akan mengapung di permukaan air. Telur yang
tidak dibuahi akan tenggelam di dasar bak. Salinitas yang cocok agar telur
cepat menetas adalah 25-33 ppt. Telur akan menetas memerlukan waktu 12-28 jam. ( Said, 2007)
2.
Pemijahan dengan cara stripping
Pemijahan
dengan cara stripping sangat baik jika lokasi dimana kita melakukan pembenihan
berdekatan dengan daerah pemijahan dan tidak mempunyai induk ikan kakap dari
hasil pemeliharaan. Pemijhan dengan cara ini dilakukan oleh dua orang. Satu
orang memegang induk ikan kakap yang akan di urut di atas wadah, satu lagi
mengurut perut ikan dengan ibu jari dan jari telunjuk secara perlahan lahan
dari atas ke bawah. Cara seperti ini dilakukan untuk induk ikan kakap jantan
maupun betina. ( Said, 2007)
Setelah
sperma dan telur di keluarkan, kemudian keduanya di campur di dalam wadah, lalu
di aduk aduk menggunakan bulu ayam atau bulu unggas lainnya. Ciri ciri jantan
yang mempunyai sperma yang baik adalah, seekor induk ikan kakap jantan harus
mampu mengeluarkan sperma sebanyak 5-15 ml. Tidak melekat pada plasma dan tidak
mengalir pada saat pengurutan. Sperma tersebut akan bergerak dengan aktif dan
cepat jika di lihat pada mikroskop.telur yang baik yang sudah siap di buahi
berukuran 600-700 mikron. Bentuk telur bulat dan mempunyai kulit bening. Satu
ekor induk ikan kakap betina dengan bobot 3 kg mampu mengeluarkan telur
sebanyak 1-1,5 juta butir telur. (Said,
2007)
Telur
kemudian di masukkan ke dalam bak penetasan telur setelah telur dan sperma dicampur.
Telur yang telah berhasil dibuahi akan mengapung di permukaan air. Telur yang
tenggelam di keluarkan karena telur tersebut tidak di buahi. Telur yang sudah
dibuahi dicuci lagi di dalam air laut dengan tujuan agar terhindar dari
penyakit. Air di bak penetasan harus mempunyai salinitas sekitar 25-33 ppt dan
suhu 28-29 0C. ( Said, 2007)
3.
Pemijahan dengan penyuntikan hormon
Pemijahan
induk ikan kakap dengan cara penyuntikan hormon bertujuan untuk mempercepat
ikan matang gonad dan siap untuk di pijahkan. Ikan disuntik melalui belakang
sirip dada. Induk ikan kakap yang akan di suntik hormon sebaiknya di pelihara
di dalam bak pemijahan sekitar 3 hari sebelum penyuntikan. Penyuntikan
dilakukan dengan menggunakan hormon seperti Human
chrionic Hormone (HCG) dan Punergen (campuran 63% Follicle Stimulating Hormone (FSH) dan 34 % Lutenizing Hormone (LH). Penyuntikan sebaiknya di lakukan 2 kali
yaitu selang 24 jam. Penyuntikan sebaiknya dilakukan pada pagi hari sekitar jam
08.00 dengan tujuan agar induk ikan kakap memijah pada malam hari. (Bambang, 1997)
Penyuntikan
yang pertama dilakukan menggunakan HCG dengan dosis 250 IU/kg berat tubuh ikan
kakap betina dan Punergen 50 IU/kg berat tubuh induk ikan kakap betina. Setelah
dilakukan penyuntikan induk ikan kakap di masukkan kembali ke dalam bak
pemijahan dan bak di tutup dengan terpal agar terlindung dari sinar matahari
langsung. Penyuntikan kedua dilakukan dengan dosis dua kali lebih banyak dari
penyuntikan pertama. Pada malam harinya, 12 jam setelah penyuntikan kedua induk
ikan kakap akan memijah. (Bambang, 1997)
Telur telur ikan kakap
yang memijah dikumpulkan dan di tempatkan di dalam wadah. Telur tersebut di
campurkan dengan sperma yang di keluarkan dari induk jantan. Telur yang telah
di buahi di bilas dengan air bersih dengan salinitas 28-32 ppt. Telur yang
telah di bilas di masukkan ke dalm bak penetasan. (Said, 2007)
4.
Faktor pendukung pemijahan
Dalam melakukan
pembenihan ada beberapa faktor yang menukung berhasilnya usaha pembenihan,
yaitu :
a.
Kualitas
air
Tempat
pemijahan induk ikan kakap harus dari air laut segar dengan salinitas 28-32%. DO
minimal 6 ppm dan pH antara 7,5-8,5. Air di dalam bak pemijahan harus di ganti
setiap hari secara berkelanjutan.
b.
Induk
kakap
Induk
ikan kakap juga sangat mendukung keberhasilan pembenihan. Ukuran dan berat
tubuh induk ikan kakap, baik jantan maupun betina seharusnya tidak jauh berbeda
dan sudah cukup usia untuk di pijahkan.
c.
Makanan
induk ikan kakap
Dalam
melakukan pemijahan,makana induk ikan kakap juga harus di perhatikan. Kualitas
makanan induk ikan kakap harus baik. Induk ikan kakap di berikan pakan ikan
rucah sebanyak 1 % dari berat tubuhnya. Pemberian pakan dilakukan dengan cara
terus menerus. (Bambang, 1997)
5.
Pembuahan dan penetasan
Telur telur yang telah
di buahi oleh induk ikan kkakap jantan, setelah 35 menit akan terjadi
perkembangan embrionik. Perkembangan di mulai dari 1 sel, kemudian akan
berturut turut menjadi stadium 2 sel, 4 sel, 8 sel, 32 sel, 64 sel, 128 sel,
pra blastula, blastula, gastrula, neurula, lalu akan mengalami peningkatan
menjadi embrio yang sudah tumbuh kepala, bola mata, dan tunas ekor. Beberapa
menit kemudian jantungnya akan mulai berfungsi, ekor akan tumbuh dan tubuhnya
akan mulai bergerak gerak sampai telur menetas. Penetasan telur dari di buahi
sampai menetas sangat di pengaruhi oleh kualitas air yaitu suhu. Pada suhu 270C,
telur telur akan menetas setelah 17 jam . pada suhu 30-320C telur
akan menetas setelah 12-14 jam. Kadar salinitas juga mempengaruhi penetasan
telur. (Bambang, 1997)
6.
Pemeliharaan benih
Benih
yang baru menetas di pelihara secara khusus di dalam bak pemeliharaan. Air
dalam bak pemeliharaan harus bersih, di isi dengan air laut bersalinitas kira kira
10-30 ppt. Air yang di sukai benih ikan kakap yaitu sekitar 20 ppt. Bak yang di
gunakan kira kira berukuran 3,5 x 4,75 x 1,2 meter dengan kedalaman 1,10 meter
dengan jumlah tebar 600.000-1.000.000 ekor benih. Umur dari benih juga
berpengaruh terhadap jumlah penebaran. (Asikin,
1985)
Umur (hari)
|
Jumlah
penebaran benih/ton
|
Tingkat
kehidupan (%)
|
1 – 7
8 – 15
16 – 23
24 – 30
|
600.000 –
1.000.000
15.000 – 20.000
5.000 – 10.000
2000 - 5000
|
32,23
80,91
70,05
85,33
|
Tabel 4. jumlah penebaran dan tingkat kehidupan
benih ikan kakap pada berbagai umur. (sumber
: asikin).
Benih
yang di pelihara sebaiknya di beri pakan berupa pakan alami seperti artemia, moina,
daphnia, dan lain lain. Benih ikan kakap putih akan mulai makan pada umur 3
hari setelah menetas. Dosis pemberian pakan artemia yaitu 1-2 ekor per satu
ekor benih ikan kakap putih. Benih ikan kakap di beri makan sebanyak 1-2 kali
sehari. Pada hari ke 20 biasanya benih ikan kakap sudah menjadi burayak dan
dapat di kasih makan ikan rucah. Ikan rucah yang di berikan harus sesuai dengan
bukaan mulut benih ikan kakap putih tersebut. (Said, 2007)
7.
Grading
Ikan
kakap putih tergolong ikan kanibal sehingga perlu dilakukan grading untuk
memisahkan ukuran benih yang besar dan yang kecil. Pada minggu kedua grading
sudah dilkukan pertama kali, karena pada minggu kedua ukuran benih akan
bertambah besar. Benih yang lebih besar akan memakan benih yang lebih kecil.
Alat yang dilakukan untuk grading adalah ember yang di beri lobang dengan
ukuran bermacam macam, sehingga berbagai ukuran dapat di pisahkan dengan mudah.
Grading dilakukan agar menghindari sfat kanibalisme ikan sehingga tingkat
kehidupan benih akan tinggi.Pada waktu pemeliharaan benih, kondisi air juga
harus di perhatikan. Air harus selalu dalam keadaan bersih. Pergantian air
dilakukan sesuai dengan kondisi baik buruknya kualitas air tersebut. ( Sudjiharno, 1999)
2.6.
Pendederan
Pendederan
dilakukan agar lebih mudah mengontrol pertumbuhan ikan kakap putih. Pendederan
juga dilakukan agar memudahkan dalam pemeliharaan seperti pemberian pakan,
sampling, kontrol kualitas air. Pendederan dilakukan sebanyak dua kali yaitu
pendederan I selama 2-3 bulan. Benih ikan kakap yang berumur 30-45 hari di
pelihara di dalam kolam pendederan sampai menjadi gelondongan dengan ukuran 5-8
cm. Pendederan kedua dilakukan di dalam bak pendederan II setelah pendederan I
benih yang berukuran 5-8 cm di pelihara selama 2-3 bulan hingga mencapai ukuran
10 cm. (Asikin, 1985)
Menurut
A. Said (2007) penedederan dilakukan di keramba jaring apung dengan ukuran
1x1x1 meter atau 2x2x2 meter. Benih yang di dederkan yaitu benih dengan ukuran
1,5- 2 cm atau dengan umur 30-50 hari. Padat penbarannya yaitu 300-500 ekor.
Benih tersebut di pelihara dalam keramba pendederan selama 2-3 bulan.
2.7.
Pembesaran
Pembesaran
ikan kakap putih di tambak meliputi beberapa tahapan yaitu, pengeringan tambak,
pengapuran, perbaikan pematang, penyiapan saluran air, serta pemasangan
saringan air. Setelah tahapan tersebut di lakukan tambak di isi dengan air laut
yang bersih. Ikan kakap yang telah di pelihara di dalam kolam pendederan selama
4 bulan dapat di pindahkan dan di besarkan di dalam tambak atau KJA. Pembesaran
di KJA relatif lebih mudah dari pada pembesaran yang dilakukan di dalam tambak.
(Chalik dkk, 2005)
Benih
ikan kakap yang di tebar di dalam tambak harus dilakukan aklimatisasi dulu.
Aklimatisasi bertujuan agar benih ikan yang ditebar tidak mengalami stres dan
agar mudah beradaptasi dengan lingkungan barunya. Aklimatisasi dilakukan dengan
cara sebagai berikut : kantong plastik di buka, lalu air di dalam kantong
diukur suhu dan salinitasnya. Kemudian air di dalam tambak di masukkan sedikit
demi sedikit ke kantong sampai suhu dan salinitasnya sama. Cara lain yaitu
dengan meletakkan kantong benih di tambak dan dibiarkan sampai suhu dalam
kantong sama dengan suhu di tambak. Tanda suhu di dalam kantong dan di tambak
sama yaitu dengan timbulnya embum di dinding kantong plastik. Aklimatisasi pada
benih yang di tebar sangat berpengaruh terhadap kelangsungan hidup benih
tersebut. Dengan aklimatisasi peluang benih untuk mengadaptasikan diri terhadap
lingkungannaya seperti suhu dan salinitas lebih luas. Waktu adaptasi yang
sempit akan menyebabkan ikan stres dan mati. Kondidsi ikan yang lemah
memberikan peluang terhadap patogen yang menyerang. Hasil penelitian
menunjukkan benih ikan yang tidak dilakukan aklimatisasi lebih mudah terserang
penyakit. (Sudjiharno, 1999)
1.
Pakan
alami
Pakan alami yang
diberikan dalam pemeliharaan ikan kakap putih biasanya berupa ikan rucah. Ikan
rucah dapat diperoleh dari tempat pelelangan ikan. Pada saat pemberian pakan
kondisi ikan rucah juga harus diperhatikan jangan sampai busuk.agar kualitas
ikan rucah tetap segar dapat di simpan di freezer atau alat pendingin lainnya.
Pakan yang busuk akan menyebabkan patogen penyebab penyakit lebih mudah
menyerang ikan kakap yang dipelihara. Pemberian pakan ikan rucah dilakukan
dengan menyebarkan pakan menyeluruh agar semua ikan mendapatkan pakan. (Kordi, 1997)
Ikan
kakap yang di pelihara di dalam kolam pembesaran diberi pakan sebanyak 4% dari
berat tubuhnya. Pakan yang di berikan berupa ikan rucah, udang kecil, kan teri.
Pakan diberikan sekali dalam satu hari. Sebaiknya pemberian pakan dilakukan
saat air pasang dan sedang mengalir. Jatah pemberian pakan dapat dilihat pada
tabel berikut. (Bambang, 1997)
Padat
penebaran (ekor)
|
Usia dalam
minggu
|
|||||||
17
|
18
|
19
|
20
|
21
|
22
|
23
|
24
|
|
850
1.000
1.150
1.300
1.450
|
12,5
14,5
16,5
19,0
21,0
|
13,0
15,0
17,0
19,5
22,0
|
13,5
16,0
18,5
21,0
23,0
|
14,0
16,5
19,0
21,5
24,0
|
14,5
17,0
19,5
22,0
24,5
|
15,0
17,5
20,0
23,0
25,5
|
15,5
18,0
20,5
23,5
26,0
|
16,0
18,5
21,0
24,0
27,0
|
Tabel 5. Jatah
Harian Pemberian Pakan Ikan Kakap Putih selama 8 Minggu (sumber : Bambang).
2.
Pakan
buatan
Ketersediaan ikan rucah
sangat berpengaruh terhadap kegiatan budidaya ikan kakap putih. Ikan rucah yang
bersifat musiman tidak dapat mencukupi kebutuhan pakan ikan kakap maka perlu di
berikan pakan buatan. Pakan buatan yang di berikan berupa pelet. Pemilihan
bahan untuk pembuatan pakan buatan harus bernilai gizi tinggi dan berkualitas
baik. Bahan pakan buatan harus mudah di dapat, murah dan mudah dalam
pengolahannya. ( Sudjiharno, 1999)
Cara menggantikan ikan
rucah dengan pakan buatan telah dilakukan. Kadar protein dalam pakan buatan
telah di teliti namun belum intensif. Pemberian pakan yang tepat dengan kadar
protein yang cukup dapat meningkatkan pertumbuhan dan kelangsungan hidup ikan kakap.
Kandungan protein yang rendah tidak baik untuk ikan kakap putih karena akan
menghambat pertumbuhannya. Maka, pemberian pakan buatan dengan protein tinggi
sangat dianjurkan.
Berdasarkan hasil
penelitian laju pertumbuhan ikan kakap putih sangat di pengaruhi oleh kandungan
protein pada pakan buatan. Pertumbuhan ikan kakap putih yang paling baik di
capi dengan kadar protein 40% yang terendah di capai perlakuan dengan kadar
protein 55%. Laju pertumbuhan ikan kakap putih lebih tinggi dengan kadar
protein 40% dibandingkan dengan kadar protein 55% karena respon kadar protein
sudah melewati batas optimal dalam meningkatkan pertumbuhan ikan. Ikan kakap
putih juga tidak dapat menyerap pakan dengan kadar karbohidrat yang tinggi di
sebabkan serat yang tinggi pada pakan. (Utojo,
1995)
Ikan kakap putih adalah
ikan karnivora yang membutuhkan protein banyak di bandingkan ikan herbivora dan
ikan omnivora. Protein adalah sumber energi ikan kakap putih yang paling utama.
Ikan kakap putih lebih membutuhkan protein dari karbohidrat. Kadar lemak juga
ikut menetukan dalam pemanfaatan protein sebagai sumber energi untuk membentuk
jaringan dan se sel ikan kakap putih. Lemak mepunyai kandungan energi yang
tinggi. Lemak juga mengandung vitamin yang larut di dalam lemak. Kadar lemak
yang baik untuk ikan kakap putih adalah berkisar 13-18%. Sumber energi bagi
ikan kakap putih lebih banyak dari lemak dan protein di bandingkan karbohidrat.
Kandungan lemak pada ikan laut juga lebih banyak dari pada ikan tawar. (Utojo, 1995)
Untuk menghemat biaya produksi khususnya pada
pakan, kita dapat membuat pakan buatan sendiri dengan formula sebagai berikut :
Bahan Baku
|
Persentase%
|
Nilai nutrisi
|
Tepung ikan
Tepung kedelai
Tepung udang
Dedak/bekatul
Tepung terigu
Tepung cumi
cumi
Minyak kedelai
Minyak ikan
Vitamin mix
Mineral mix
|
42,0
9,0
10,0
14,5
7,75
5,0
2,87
2,88
4,0
2,0
|
Protein : 43,0%
Lemak : 9,0%
Serat
kasar : 12,0%
Abu : 11,0%
Karbohidrat : 25,05
|
Tabel 6 . Formula pakan
buatan untuk ikan kakap putih (sumber : kordi ,2004)
3.
Kandungan
nutrisi pada ikan kakap putih
a.
Protein
Protein
adalah sumber utama pembentukan jaringan dan organ organ pada tubuh ikan. Protein
berisikan nitrogen dalam bentuk asam amino, assam asam lemak, enzym, vitamin
dan sebagainya. Kadang protein juga mengandung sulfur dan mengandung sedikit
fospor dan besi. Protein jika dihidrolisis dengan asam akan menghasilkan asam
amino yang berbeda sebanyak 20. Kebutuhan asam amino tergatung pada jenis ikan
, ukuran ikan dan lingkungan tempat hidup ikan. (Sudjiharno, 1999)
b.
Lemak
Lemak
adalah senyawa kompleks yang tidak larut dalam air namun larut dalm ester,
chloroform, dan benzena. Kandungan lemak dalam pakan sangat di butuhkan oleh
ikan untuk kelangsungan hidupnya. Lemak sama pentingnya dengan proten sebagai
sumber energi terbanyak yang di butuhkan ikan. Lemak sangat berpengaruh
terhadap aroma dan bentuk pakan. Asam lemak sangat di butuhkan oleh ikan
sehingga di sebut Asam Lemak Essensial (EFA). Asam lemak essensial yang
duibutuhkan ikan adalah asam linolat, asam linoleat dan sebagainya. Asam lemak
berfungsi sebagai pelarut vitamin yang larut dalam lemak yaitu vitamin A,D,E,K.
(Kordi, 2011)
c.
Karbohidrat
Karbohidrat
adalah senyawa organik yang terdiri dari karbon, oksigen dan hidrogen.
Kebutuhan karbohidrat di dalam pakan sekitar 30%. Contoh karbonidrat adalah
kanji, gula, selulosa, dan getah. Ikan tidak dapat menyerap karbohidrat karena
mengandung serat yang tinggi. Namun setelah dilakukan penelitian ikan dapat
mensintesa karbohidrat menjadi protein dan lemak. Karbohidrat juga dapat
berfungsi sebagai perekat pada pakan buatan. ( Sudjiharno, 1999)
d.
Vitamin
Vitamin
diperlukan ikan kakap putih dalam jumlah sedikit, namun vitamin sangat penting
untuk perbaikan, reproduksi, pertumbuhan dan kesehatan ikan. Tidak semua
vitamin di butuhkan oleh ikan. Vitamin di butuhkan oleh ikan tergantung ukuran,
kematangan gonad, dan kondisi lingkungan. Semakin besar ikan kakap maka kandungan
vitaminnya akan cenderung menurun. Berikut ini kebutuhan vitamin bagi ikan
kakap putih. (Kordi, 2011)
Jenis vitamin
|
Kebutuhan
|
Vitamin A
Vitamin D3
Vitamin E
Vitamin K
Vitamin B1
Vitamin B2
Pyridoxine
Phantotenic acid
Nicotinic acid
Biotin
Folic acid
Vitamin B12
Vitamin C
choline
inositol
|
6000 IU/kg (minimal)
2000 IU/kg (minimal)
200 mg/kg
12 mg/kg
30 mg/kg
30 mg/kg
0 mg/kg
75 mg/kg
150 mg/kg
0,25 mg/kg
6 mg/kg
0.04 mg/kg
500-1000 mg/kg
1600 mg/kg
700 mg/kg
|
Tabel 7. Kebutuhan vitamin untuk ikan kakap putih (Sudjiharno, 1999)
e.
Mineral
Mineral juga diperlukan
oleh ikan dalam jumlah sedikit, sama halnya dengan vitamin. Mineral berfungsi
sebagai pembentuk tulang dan kulit. Mineral juga berfungsi sebagai pengatur
tekanan osmotik dan pengatur perubahan air baik yang masuk maupun yang keluar
dari tubuh ikan. Selain itu mineral juga berfungsi sebagi pengatur kontraksi
otot, mengatur keseimbangan asam dan basa dalam tubuh ikan, mengatur pH darah
serta komponen penting untuk enzim, vitamin, hormon, pewarnaan dan sebagai
katalisator dan aktivator enzim. (Sudjiharno,
1999)
2.8.
Hama dan Penyakit ikan kakap putih
1.
Hama
Hama
untuk ikan kakap putih adalah predator, kompetitor dan pencuri. Ketiganya
sangat berbahaya bagi ikan kakap. Predator bagi ikan kakap putih adalah seperti
ular dan burung yang dapat memakan ikan kakap yang kecil maupun yang besar.
Kompetitor di tambak seperti ikan liar. Jika di lakukan penebaran polikultur
seperti ikan kakap dengan ikan mujai atau dengan rumput laut maka ikan mujair
dan rumput laut merupakan kompitator bagi ikan kakap untuk mendapatkan makanan.
Hama yang paling berbahaya adalah pencuri. (Kordi,
1997)
Penanggulangan
hama predator dapat dilakukan dengan pembuatan biosecuryti di sekeliling
tambak. Biosecurity dapat mencegah ular masuk ke dalam tambak. Sedangkan untuk
mengusir burung dapat digunakan orang orangan yang di tempatkan di pinggir
tambak. Penanggulangan untuk hama kompetitor yaitu dengan memanajemen dengan
baik biota yang akan di polikultur dengan ikan kakap seperti memanajemen pakan
bagi biota yang di polikultur dengan ikan kakap tersebut. Sedangkan
penanggulangan untuk pencuri yaitu melakukan sosialisasi dengan tokoh ada di
sekitar lingkungan tempat budidaya. Melakukan silaturahmi dengan warga di
sekitar lingkungan tempat budidaya. Mempekerjakan warga sekitar sebagai tenaga
kerja agar tidak terjadi kecemburuan sosial. ( Said, 2007)
2.
Penyakit
Penyakit
pada ikan kakap putih ada beberapa jenis seperti penyakit parasit, penyakit
bakterial, penyakit viral, penyakit jamur, penyakit yang belum di ketahui
penyebabnya, penyakit non infeksi.
a.
Penyakit
parasit pada ikan
Penyakit
parasit adalah penyakit yang disebabkan oleh organisme parasit. Parasit adalah
hewan atau tumbuhan yang hidup di dalam atau pada tubuh organisme, sehingga
memperoleh makanan dari inangnya. Parasit sangat merugikan bagi biota yang di
budidayakan. Parasit dapat disimpulkan yaitu organisme yang hidup karena jerih
payah organisme lain tanpa memberikan imbalan. Berikut beberapa parasit yang
biasa menyerang ikan yang dibudidayakan :
1.
Protozoa
Protozoa
merupakan makhluk yang paling kecil. Protozoa tidak dapat di lihat dengan mata
telanjang harus menggunakan mikroskop.protozoa sering menyrang organ organ
internal ikan kakap seperti ginjal, hati dan usus). Protozoa yang mempunyai
sifat patogen termasuk ke dalam filum berikut.
-
Myxozoa (Miyxosoma)
-
Sarcomaatigophora (trypanosoma dan
Oonidium)
-
Sporozoa (Eimeria)
-
Cieliophora
Protozoa adalah hewan
bersel satu. Protozoa berkembang biak dengan pembelahan secara aseksual. (Kordi, 2004)
2.
Metazoa
Metazoa
adalah hewan bersel banyak. Bentuk tubuh parasit ini bermacam macam. Semua
jenis metazoa merupakn parasit. Metazoa berkembang biak dengan pembelahan
vegetatif. Metazoa mempunyai ciri ciri sebagai berikut, adanya organ untuk
menempel dn menghisap. Metazoa dapat menularkan penyebab penyakit seperti virus
dan bakteri. (Kordi, 2004)
3.
Crustacea
Crustacea
yang biasa menjadi parasit ikan adalah kopepoda, brankiura, isopoda. Crustacea
menjadi parasit karena caranya mengambil makanan dan kegiatan kegiatannya
banyak merusak. Lernea sp contohnya
mempunyai organ yang dapat menempel di insang ikan. Ikan yang terserang Argulus sp sering memberikan tanda gatal
gatal yaitu dengan menggosokkan tubuhnya. Infeksi yang di sebabkan oleh Argulus sp dapat menularkan penyakit
yang di sebabkan oleh bakteri. (Asikin,
1994)
4.
Hirudinea
Parasit
jenis ini seperti lintah. Lintah adalah cacing simetris bilateral. Bentuk
tubuhnya selalu bergaris melintang. Lintah mempunyai alat penghisap. Biasanya
lintah menghisap darah dalam jumlah banyak. Bekas hisapan lintah akan
menimbulkan gatal pada ikan.
Berikut
ini adalah penyakit yang disebabkan oleh parasit diatas.
1.
Penyakit
bintik putih
Penyakit
bintik putih pada ikan kakap disebabkan oleh parasit Cryptocaryon sp. Cryptocaryon
sp merupakan hewan bersel satu dengan ukuran 40-300 mikron. Tubuhnya di
tumbuhi bulu getar. Sifat dari hewan ini adalah menempel pada kulit, sirip dan
insang ikan. Ikan kakap yang sudah terserang parasit ini dapat di kenali dengan
menurunnya nafsu makan ikan, tubuh ikan lesu, sisik ikan lepas, terdapat bitik
putih pada insang, permukaan kulit, serta lendir meningkat. Penyakit bintik
putih ini sangat mudah menular dan secara tiba tiba akan menyebabkan kematian
massal. (Kordi, 2004)
2.
Penyakit
gatal
Penyakit
gatal akibatkan oleh parasit trichodina
sp. Bentuk parasit ini bulat topi, berukuran 100 mikron. Parasit ini tidak
dapat di lihat dengan mata telanjang namun harus menggunakan mikroskop.
Dibagian bawah tubuh hewan ini terdapat alat pelekat untuk melekatkan tubuhnya
ke tubuh ikan. Ikan yang terkena penyakit ini biasanya tidak menunjukkan
gejala, namun jika sudah terinfeksi berat ditandai dengan terdapat bitik putih
terutama pada kepala dan punggung, nafsu makan menurun, tubuh ikan lemah,
lendir bertambah, tubuh sering terjadi pendarahan, warna tubuh kusam. Cara
penanggulangan penyakit ini yaitu dengan melakukan penebaran tidak terlalu
padat, air tambak harus steril. Ikan yang sudah terinfeksi harus di pisahkan
dari kelompoknya agar tidak menular. Ikan yang sudah terjangkit di rendam
dengan formalin 200 ppm selam 30-60 menit. (Kordi,
2004)
b.
Penyakit
bakteri pada ikan kakap
Penyakit yang di
sebabkan oleh bakteri merupakan penyakit yang sering di temukan dalam tambak.
Ikan yang terkena penyakit yang disebabkan oleh bakteri menunjukkan ciri ciri
yaitu kulit rusak seperti terbakar atau kudis. Jenis bakteri yang biasa
menyerang adalah vibrio sp, finret dan
streptococcus. Penanggulangan bakteri ini dilakukan dengan cara memisahkan
ikan kakap yang terjangkit penyakit tersebut kemudian merendamnya selam 3-4 jam
dalam larutan Nitrofurazone 15 ppm. (Sudjiharno,
1999)
c.
Penyakit
virus pada ikan kakap
Penyakit yang
disebabkan oleh virus memang belum ada di temukan pada ikan kakap. Namun, kita
harus tetap waspada karena virus dapat menyerang ikan yang di budidayakan
sewaktu waktu. Penyakit yang disebabkan virus sangat cepat penularannya dan
sangat sulit dalam penanggulangannya. Jika di temukan ikan kakap yang terkena
virus sebaiknya di buang, di bunuh dan di bakar bangkainya. (Bambang, 1997)
d.
Penyakit
jamur pada ikan kakap
Jamur merupakan
tumbuhan tallus yaitu tumbuhan yang tidak bisa di bedakan akar,batang, daun.
Jamur yang sering menyerang ikan kakap adalah jenis Ichthyosporidium sp dan saprolegnia sp. Jamur tersebut melakukan
perkembangan biak dengan aseksual dilakukan dengan spora. Spora akan membentuk zoospora. Zoospora
dari jamur tersebut akan berenang dan menempel pada ikan kakap dan dalam waktu
24-48 jam akan berubah menjadi jamur. Jamur biasanya menyerang bagian kulit
ikan yang terluka. Telur ikan yang terserang juga akan terlihat seperti
dilapisi lumpur. Ikan yang terserang jamur dapat di obati dengan merendam ikan
tersebut di dalam larutan malachite green oxalat 1 ppm selama 1 jam atau
0,15-0,70 ppm selama 24 jam. Telur yang terserang jamur dapat di basmi karena
telur telur tersebut tidak akan menetas. (Said,
2007)
2.9. Panen
Pemanenan ikan kakap
dapat dilakukan dengan selektif maupun total. Panen selektif yaitu memanen ikan
kakap yang sudah ukuran konsumsi.panen total dilakukan dengan memanen seluruh
ikan kakap yang dipelihara. Pemeliharaan ikan kakap selama satu tahun akan menghasilkan
ikan kakap dengan berat 1,5-2,5 kg jika pada saat penebaran berat ikan kakap
tersebut 300 gram. Ikan kakap yang biasa di panen untuk konsumsi yaitu pada
ukuran 500-1000 gram. Ikan kakap yang mencapi ukuran satu kilo lebih sebaiknya
di jadikan calon induk. Panen sebaiknya di lakukan pada sore hari yaitu suasana
suhu rendah sehingga mengurangi stres pada ikan. ( Sudjiharno, 1999)
Alat yang digunakan dalam memanen ikan kakap bermacam macam.
Dapat menggunakan jala, laring, bubu, serokan. Hindari alat pemanenan yang
dapat melukai ikan. Ketika pemanenan sebaiknya jangan menangkap ikan sekaligus
karena dapat mengakibatkan luka pada ikan terutama ikan yang di jual pada
keadaan hidup. Pemanenan ikan kakap tidak di anjurkan menggunakan obat karena
dapat mengakibatkan kerusakan lingkungan dan dapat membahayakan manusia yang
mengkonsumsinya. (Sudjiharno, 1999)
BAB III
PENUTUP
-
Ikan kakap putih merupakan ikan
predator. Ikan kakap putih disebut ikan predator dapat di tandai dengan
sifatnya yang buas dan giginya yang tajam.
-
Ikan kakap putih merupakan hermaprodit
protandry yaitu dapat mengubah kelamin jantan menjadi betina pada ukuran tubuh
tertentu.
-
Dalam pembenihan ikan kakap putih dapat
dilakukan pemijahan alami, striping, serta penyuntikan hormon.
-
Pembesaran ikan kakap di tambak harus
diperhatikan manajemen pakan, kualitasa air agar budidaya ikan kakap tersebuta
dapat berhasil.
-
Hama dan penyakit ikan kakap sangat
membahayakan ikan kakap sehingga dalam pemeliharaan ikan harus dilkukan dengan
baik agar hama dan penyakit dapat terminimalisir.
-
Panen ikan kakap dapat dilakukan dengan
selektif dan panen toatal. Panen selektif yaitu memanen ikan pada ukuran
konsumsi. Panen total yaitu memanen ikan seluruhnya.
mas,bro daftar pustakanya mana??? Tolong di camtumkan
BalasHapuska daftar pustakanya dong ada ga?
BalasHapus